Gelar Seminar Internasional, Pascasarjana UQ Dorong Kemandirian Karya Mahasiswa

Qomaruddin Media

Qomaruddin Media

Gelar Seminar Internasional

Qomaruddin.com — Pada Rabu (18/10/2023), Pascasarjana Universitas Qomaruddin (UQ) bekerjasama dengan National University of Singapore (NUS) menggelar Seminar Internasional Islamic Studies and The Humanity di Ruang Baca UQ.

Bertajuk ‘The Production of Autonomous Knowledge in The Global South’, Seminar Internasional itu menghadirkan pemateri internasional Ibrahim Azhar, Ph.D dari Departemen of Malay NUS dengan diikuti oleh puluhan mahasiswa Pascasarjana UQ dan Umum.

Rektor UQ, Aswadi menjelaskan bahwa Seminar tersebut merupakan upaya UQ untuk berkolaborasi dengan intelektual muslim dari belahan dunia lainnya, karena yang menekuni agam Islam itu tidak hanya di Indonesia.

“Dunia luar mengapresiasi pemikir-pemikir dari Indonesia yang memiliki kemandirian dan keberanian untuk menyuarakan gagasan yang bersifat global, dalam rangka membangun peradaban Islam,” kata Aswadi.

Aswadi juga menambahkan bahwa Seminar Internasional itu diharapkan akan menjadi landasan intelektualitas mahasiswa Pascasarjana UQ. “Sesuai dengan tagline kita, Cerdas Berkarya. Jadi spiritual diintegrasikan dengan realitas. Sehingga itu menjadi sebuah gagasan yang bisa membentuk kemandirian mahasiswa. Jangan ikut-ikutan,” tambah Aswadi.

Direktur Pascasarjana UQ, Thoyyib Masudi mengatakan bahwa tujuan dari seminar itu adalah untuk menambah wawasan mahasiswa pascasarjana UQ tentang globalisasi dan tentang kemanusiaan, sehingga mempunyai wawasan yang lebih luas.

“Target yang utama itu bagaimana teman-teman mempunyai wawasan yang luas tentang keislaman, itu paling pokok. Kedepan insyaallah, kita, UQ, berupaya agar bagaimana bisa lebih maju. Karena kami mengharapkan tidak hanya kali ini saja, ke depan ada seminar-seminar internasional lagi,” kata KH. Thoyyib Masudi.

Dalam pemaparannya, Azhar Ibrahim menjelaskan banyak hal perihal islamisasi pengetahuan dan sebagainya, termasuk orientalisme.

“Studi Islam di Indonesia bagus dalam banyak segi. Tapi kurang dalam humanioranya. Berapa banyak universitas Islam yang ada juruasan Sastra Indonesia? Padahal sastra ini seauatu yang penting.” kritik Azhar.

Meski demikian, Azhar juga menekankan bahwa banyak kampus yang sudah mengintegrasikan ilmu-ilmu humaniora dan keislaman. “Tapi alhamdulillah, di banyak kampus, ada sastra Arab. Sastra Inggris juga ada. Tapi sastra Nusantara tidak ada? Ya karena memang sastra nusantara tidak masuk pasaran,” kritik Azhar.

Artikel Terkait

Leave a Comment