Di Haul Ke-147, Kiai Mudhofar Usman Wedar Biografi KH. Abu Ishaq Madyani

Qomaruddin Media

Qomaruddin Media

Haul Ke-147 KH. Abu Ishaq Madyani, ayahanda KH. Nawawi (KH. Sholeh Tsani Sampurnan) i Rengel, Tuban pada Kamis 10 Agustus 2023. Foto: QOM.

Qomaruddin.com — Di hadapan ratusan hadirin, Kiai Mudhofar Usman wedar biografi KH. Abu Ishaq Madyani, ayahanda KH. Nawawi (KH. Sholeh Tsani Sampurnan) dalam hajatan akbar haul yang ke-147 di Rengel, Tuban pada Kamis 10 Agustus 2023.

Dalam sambutann atas nama panitia dan keluarga, Asyadul Ghufron Zamroni (Gus Oni) menghaturkan ucapan selamat datang sekaligus permohonan maaf apabila ada kesalahan atau ketidaksesuaian dalam acara haul.

“Keadaan haul ya begini ini, sempat mau dibuat megah namun ya begini ini hasilnya, jadi apabila ada kekurangan mohon maaf,” tutur Gus Oni.

Sementara itu, dalam pembacaan Manaqib, Kiai Mudhofar Usman mengudar cerita perjalanan atau biografi KH. Ishak Madyani, dimana pembahasan itu masih sangat sedikit diketahui. Kiai Mudhofar Usman mengakui bahwa ia banyak memperoleh penjelasan tentang biografi KH. Ishak Madyani dari Gus Oni, KH. Burhan, Kiai Wailid, dan literatur-literatur lain.

“Menurut catatan dari Manuskrip Qishoh Kanugrahan yang ditulis oleh Mbah Abdurrahman, sebenarnya haul ini adalah haul Mbah Madyani yang ke-151, namun entah kenapa pada kegiatan ini ditulis ke-147,” tutur sosok yang juga merupakan pakar manuskrip Qomaruddin.

Kiai Mudhofar menuturkan bahwa Abu Ishaq Madyani diperkirakan lahir pada 1226 H, dengan menambahkan tidak ada catatan resminya. Sementara, mengutip manuskrip, KH. Abu Ishaq Madyani meninggal pada Kamis Pon, tanggal 14 Muhammram 1294 H.

“KH. Abu Ishaq adalah kiai wira’i atau kiai zuhud, sehingga tidak cukup terkenal,” catat Kiai Mudhofar.

Kiai Mudhofar menjelaskan genealogi KH. Abu Ishaq, yaitu Abu Ishak bin Madyani bin Mbah Jono bin Mbah Abu Jono bin Moyokerti binti Mbah Sabil Padangan.

“Madyani mondok cukup dangu (lama, red) dan tidak pernah pulang, sekalinya pulang bawa anak. Ada catatan, Mbah Madyani menikah di usia 19 tahun, (kemungkinan mondok pada usia 12/10? dan pulang pada usia 21 tahun) anaknya bernama Ishaq. Disebut Haul Madyani Abu Ishaq, karena bapak dari Ishaq,” tambahnya.

Menurut Kiai Mudhofar, Madyani mondok di Sewulan, Madiun yang dipangku Kiai Bagus Harun. Setelah itu mondok di Bungah dan diangkat menantu oleh KH. Harun (KH. Sholeh Awwal) bin Kiai Qomaruddin. Ia dinikahkan dengan anak KH. Harun yang bernama Rosiyah.

Dari penjelasan Kiai Mudhofar, bisa dipastikan bahwa huhungan kekerabatan antara Sampurnan dan Rengel sangat dekat, dan hubungan itu masih terjalin erat hingga kini. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya warga Sampurnan Bungah yang mengikuti acara haul di Rengel, begitu juga banyak warga Rengel yang datang ke Sampurnan saat ada haul Mbah Sholeh Tsani.

Setelah pembacaan Manaqib, acara haul kemudian dilanjutkan dengan ceramah agama yang disampaikan oleh Pemangku Pondok Pesantren Al-Islah Bungah, KH. Ahmad Thohawi Hadin. Setelah itu dilanjutkan pembacaan tahlil yang dipimpin oleh KH. Ali Murtadlo Sampurnan. Untuk doa pertama disampaikan oleh KH. Nashrullah Baqir Paciran, doa kedua oleh KH. Alauddin Sampurnan, dan doa ketiga KH. Hasib Hasbullah.

Untuk diketahui, dalam acara haul tersebut dihadiri langsung oleh Pemangku Pondok Pesantren Qomaruddin, KH. M. Ala’uddin, Ketua Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin, KH. M. Nawawi, dan beberapa tokoh masyarakat.

Artikel Terkait

1 thought on “Di Haul Ke-147, Kiai Mudhofar Usman Wedar Biografi KH. Abu Ishaq Madyani”

  1. Pingback: BRIN dan Pegiat Manuskrip Qomaruddin Kembali Blusukan Berburu Naskah, Puluhan Manuskrip Bakal Didigitalisasi - Qomaruddin.com

Leave a Comment