Sanad Keilmuan KH. M Sholeh Tsani Sampai Kepada Rasulullah

Avatar

Mufid

Sanad Keilmuan KH. M Sholeh Tsani Sampai Kepada Rasulullah

‘Abdullah bin Mubarak pernah berkata: “bagiku, sanad adalah bagian dari agama. Andaikan tidak ada sanad, niscaya orang akan berkata semaunya.”. Ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya jalur transmisi sanad. Jika sanad biologis penting untuk menunjukkan kejelasan asal-usul keturunan seseorang, maka sanad keilmuan juga penting untuk membuktikan darimana suatu ilmu itu didapatkan.

qomaruddin.com – Ahad, 21 Januari 2018, bertempat di Kantor Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin, tim manuskrip Qomaruddin yang dikomandoi oleh KH. M. Alaudin, Lc., M. SE. I., menyampaikan hasil temuan berupa lembar catatan tangan KH. M. Sholeh Musthofa, pemangku ke-6 Pondok Pesantren Qomaruddin. Dalam catatan tangan bertuliskan huruf Arab Pego tersebut, KH. M. Sholeh Musthofa menuliskan riwayat singkat KH. M. Sholeh Tsani, pemangku ke-4 Pondok Pesantren Qomaruddin. Beberapa informasi dalam catatan tersebut dapat dikatakan sebagai informasi baru, sebab terdapat poin-poin yang belum termuat dalam buku “Dua Abad Pondok Pesantren Qomaruddin”, maupun buku “Sejarah Perkembangan Pondok Pesantren Qomaruddin”. Di antara informasi berharga tersebut adalah informasi tentang guru berikut sanad keilmuan KH. M. Sholeh Tsani yang sambung sampai kepada Rasulullah Saw.

KH. M. Sholeh Musthofa mencatat bahwa pada tahun 1286 H, KH. M. Sholeh Tsani sempat tinggal selama satu tahun di Makkah pasca menjalankan ibadah haji. Selama satu tahun tersebut, KH. M. Sholeh Tsani menimba ilmu kepada ulama-ulama Makkah, di antaranya kepada Sayyid Bakri Syatha, penyusun kitab I’anatut Thalibin. Selain catatan tentang riwayat hidup KH. M. Sholeh Tsani, KH. M. Sholeh Musthofa juga mencatat jalur keilmuan KH. M. Sholeh Tsani yang sampai kepada Rasulullah Saw. Berdasarkan catatan tersebut, tim menghitung bahwa dari KH. M. Sholeh Tsani hingga Rasulullah Saw terdapat kurang lebih 35 tingkatan. Di antara ulama-ulama besar yang masuk dalam rantai sanad keilmuan KH. M. Sholeh Tsani adalah Syaikh Ahmad Zaini Dahlan, Ibnu Hajar al-Haitami, Jalaluddin Al-Mahalli, Imam Nawawi, dan Imam Syafi’i.

Atas hasil temuan tersebut, Drs. KH. M. Nawawi, M.Ag selaku Ketua Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin memberikan apresiasi kepada tim. Beliau juga berharap agar temuan-temuan terkait Pondok Pesantren Qomaruddin dapat dikembangkan dan ditindaklanjuti. Setidaknya menurut beliau, perlu dibuat program jangka pendek dan jangka panjang terkait hal ini. Program jangka pendeknya adalah mempublikasikan sanad keilmuan KH. M. Sholeh Tsani kepada khalayak agar dapat diketahui bahwa sanad Pondok Pesantren Qomaruddin ini sampai kepada Rasulullah Saw. Momen haul KH. M. Sholeh Tsani yang akan datang nampaknya menjadi momen yang tepat untuk mempublikasikan sanad keilmuan. Namun demikian, sebelum sanad keilmuan tersebut dipublikasikan, tim merasa perlu untuk meneliti sanad keilmuan yang ada dalam catatan KH. M. Sholeh Musthofa tersebut dengan cara membandingkannya dengan kitab sanad-sanad terkemuka, semisal kitab al-‘Iqd al-Farid min Jawahir al-Asanid karya Syaikh Yasin al-Fadani, dan kitab Kifayat al-Mustafid lima ‘Ala min al-Asanid karya Syaikh Mahfud al-Turmusi. Hal ini penting dilakukan agar sanad keilmuan tersebut dapat dipertanggungjawabkan secara akademik.

Adapun program jangka panjangnya adalah membentuk Pusat Studi Qomaruddin yang bertujuan menemukan jejaring sanad keilmuan para muassis serta mengkaji produk-produk pemikiran Qomaruddin. Sebagai tambahan informasi, selain menemukan catatan tangan KH. M. Sholeh Musthofa, tim juga menemukan beberapa karya asli Pondok Pesantren Qomaruddin, di antaranya: kitab Qashidah fis Shaum, Qashidah lis Shibyan, Masbuq, dan Maraqis Sa’adah fit Tauhid yang merupakan karya asli KH. M. Sholeh Tsani. Menambahkan keterangan Drs. KH. M. Nawawi, M.Ag., Alimin, S.H., M.H. yang saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor Institut Agama Islam Qomaruddin menyarankan pentingnya memetakan pemikiran khas Qomaruddin. Jika melihat rantai sanad tersebut, nampak bahwa pemikiran dominannya adalah Fiqih Syafi’i. Namun perlu diteliti lebih dalam lagi tentang karakteristik pemikiran yang benar-benar khas Pondok Pesantren Qomaruddin.

Artikel Terkait

Leave a Comment