Ratibul Haddad di Rumah Abu Hasan Manyar, KH. Ala’uddin Sampaikan Tips Shodaqoh Mudah dan Enak

Qomaruddin Media

Qomaruddin Media

Qomaruddin.com — Ikatan Keluarga Besar Alumni Qomaruddin (IKBAL Qomaruddin) kembali menggelar Ratibul Haddad dan Ngaji Rutinan yang kali ini berkesempatan di Rumah H. Abu Hasan, Jl. Banjar, GKB, Pongangan, Manyar, Gresik pada Ahad (19/11/2023).

Selain sebagai ajang untuk mengenang rutinitas di Pondok Qomaruddin zaman dahulu serta mengingat sedikit ‘utawi iki iku’, acara tersebut juga menjadi wadah alumni untuk sambung seduluran, antaralumni, alumni dengan kiai, hingga alumni dengan para guru Pondok Pesantren Qomaruddin.

Hadir di antaranya, rombongan satu elf alumni dari Cerme, Balongpanggang, Benjeng, Panceng, Duduksampeyan, Pangkah, dan sebagainya. Terdapat juga para guru, perwakilan yayasan dan santri Qomaruddin. Turut hadir pula, Wakil Ketua YPP. Qomaruddin Gus Ir. Abdul Qodir, H. Ahmad Ibrahim, H. Ismail Hamim, Wakil Bupati Gresik Nyai Hj. Aminatun Habibah, Kanwil Kemenag Provinsi Jawa Timur Khusnul Marom, dan sebagainya.

Pada ajang Ratibul Haddad kali ini, bacaan dipimpin oleh Gus Mamad atau Ainul Yaqin dan Mahalul Qiyam dengan irama ala Sampurnan dipimpin oleh Gus Harir. Dalam sambutannya, Ketua IKBAL Qomaruddin Pusat H. Muhammad Syamsud Dluha (Gus Syam) mengucapkan terima kasih kepada tuan rumah, Abu Hasan dan Ibu Husna, serta panitia dari IKBAL Korcam Manyar atas terselenggaranya acara rutinan alumni tersebut.

Selain itu, Gus Syam juga melaporkan hasil sementara sumbangan dalam rangka Haul KH. Sholeh Tsani ke-125 dari para alumni dan warga yang berpartisipasi. Ia mengatakan per tanggal 19 November 2023 ini, telah terkumpul sumbangan kambing sejumlah 20 ekor dan donasi uang sejumlah Rp 1.400.000.

“Kami sangat berterima kasih kepada donatur. Untuk diketahui, kebutuhan Haul untuk harisah yang nanti akan diberikan kepada para tamu dan hadirin, berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, sekitar 300 Kg daging kambing. Itu berarti kira-kira 30-35 ekor kambing. Duduksampeyan yang sementara ini paling banyak menyumbang,” kata Gus Syam dalam sambutannya.

Tuan rumah, Abu Hasan pada kesempatannya menyampaikan rasa terima kasih atas kehadiran kawan-kawan alumni dan para guru. Ia meminta doa restu, atas keadaannya yang jauh dari Desa Bungah demi tugasnya untuk bisa bermanfaat bagi masyarakat. “Mudah-mudahan amanat yang diberikan kepada kami selaku santri Qomaruddin bisa mendapatkan ridho dari Allah,” kata Abu Hasan, yang saat ini sedang menjabat sebagai Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kab. Gresik.

Pada gilirannya, Wakil Ketua Yayasan Pondok Qomaruddin, Gus Ir. Abdul Qodir mengapresiasi kegiatan Ratibul Haddad dan Ngaji Rutinan ini dan berharap bisa istikamah serta meluas sampai ke seluruh Indonesia. Ia juga menyampaikan informasi bahwa terdapat perbedaan mengenai hajatan Haul KH. Sholeh Tsani Ke-125 yang diselenggarakan pada 6-7 Desember 2023 mendatang.

“Rabu pagi ada Khotmil Al-Qur’an bil Ghoib. Lailatul Qiroah yang biasanya Selasa malam, diganti Rabu malam, di Komplek Utara (Halaman SMA Assa’adah). Lalu Tahlil Putra biasanya pagi, itu diganti, digabung jadi satu, siang hari di Komplek Utara. Lalu Rabu malam, ada terbangan. Disediakan tempat parkir di Universitas Qomaruddin, kita juga sediakan shuttle car, kendaraan antar jemput,” jelas Gus Ir. Abdul Qodir.

Tips Sedekah Saat Sedang Tidak Punya Cuan

Ternyata, untuk bisa mendapatkan pahala sedekah tidak harus dengan uang. Hal itu merujuk pada hadist ke-25 Arbain Nawawi yang dijelaskan oleh KH. Ala’uddin dalam Ngaji Rutin. 

Hadist itu kurang lebih bercerita bahwa ada sejumlah sahabat menemui kanjeng nabi dan bertanya, “Kanjeng nabi, enak jadi orang kaya, bisa mendapat banyak pahala dari sedekah. Mereka sholat mendapat pahala sholat seperti kami. Mereka puasa, mendapat pahala seperi kami puasa. Tapi mereka bisa bersedekah, sedangkan kami tidak. Jadi tolong beri kami cara agar kami juga mendapatkan pahala sedekah, meskipun kami tidak punya uang.”

Kanjeng nabi menjawab: Allah telah membukakan jalan yang mudah untuk bersedekah, tidak harus dengan uang. setiap tasbih merupakan sedekah, setiap takbir merupakan sedekah, setiap tahmid merupakan sedekah, setiap tahlil merupakan sedekah, mengajak pada kebaikan (makruf) adalah sedekah, melarang dari kemungkaran adalah sedekah, dan berhubungan intim dengan istri kalian adalah sedekah.

Lalu ada yang bertanya: Duh, kanjeng Nabi, bagaimana bisa salah seorang di antara kami melampiaskan syahwatnya lalu mendapatkan pahala di dalamnya?

Kanjeng Nabi menjawab: Bagaimana pendapat kalian seandainya hal tersebut disalurkan di jalan yang haram, bukankah akan mendapatkan dosa? Demikianlah halnya jika hal tersebut diletakkan pada jalan yang halal, maka ia mendapatkan pahala.

Karena itu, menurut KH. Ala’uddin, hadits tersebut menunjukkan bahwa kanjeng Nabi juga mengajak kita (ummatnya) untuk berlogika. “Melakukan haram mendapatkan dosa. Ketika melakukan halal, mendapatkan pahala. Makanya kita dulu juga diajarkan mantiq. Ganjaran iku sak arat-arat. Banyak sekali jalan menuju surga,” kata KH. Ala’uddin.

Artikel Terkait

Leave a Comment