Cetak Generasi Muda Qomaruddin Pecinta Ilmu Falak, Siswa SMA Assa’adah Praktik Rukyatul Hilal di Bukit Condrodipo

Ahmad Maghfur

Ahmad Maghfur

Qomaruddin.com – Sebagai salah satu unit pendidikan dari Yayasan Pondok Pesantren Qomaruddin, SMA Assa’adah membekali siswa mereka dengan ilmu falak untuk mencetak generasi muda Qomaruddin mencintai ilmu falak.

Pondok Pesantren Qomaruddin dulu terkenal dengan ilmu falaknya, terbukti dengan banyak kalender penanggalan dan waktu salat yang berasal dari Pondok Qomaruddin.

Di samping itu, di Pondok Qomaruddin juga terdapat salah satu pakar falak teranama, yaitu Kiai Zubair Abdul Karim yang mempunyai kitab falak Ittifaqu Dzatil Baini.

Dalam upaya meneruskan tradisi keilmuan falak, SMA Assa’adah mengajak para siswanya untuk belajar dan praktik ilmu falak langsung dengan ahlinya di Bukit Condrodipo pada Selasa (27/09/2022).

Salah seorang guru SMA Assa’adah yang mendampingi siswa SMA Assa’adah, Barotut Taqiyah mengatakan bahwa dengan melakukan praktik rukyatul hilal ia berharap dapat memahami mekanisme penentuan tanggal dan awal bulan.

Kegiatan itu diikuti oleh sekitar 50an siswa dari dua kelas XI, yaitu kelas tahfidz dan kelas unggulan.

“Praktik rukyat ini merupakan nanti akan mempraktikkan pembelajaran teori tentang Hisab Awal Bulan Qamariah yang didapatkan para siswa di kelas. Harapannya nanti siswa bisa tahu lebih banyak tentang ilmu falak,” kata Barotut Taqiyah.

Dalam pelaksanaannya, para siswa terlebih dulu melakukan doa bersama di makam Condrodipo. Lalu praktik rukyatul hilal dibagi menjadi 2 sesi dengan pengarahan langsung dari Pengurus Cabang Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama Gresik (PC LFNU Gresik).

Sesi pertama, pada sore hari, para siwa dibekali dengan pengantar dan pengetahuan mengenai ilmu falak, hilal, dan hisab.

Sesi kedua, menjelang maghrib, para siswa bergiliran melakukan praktik melihat hilal melalui alat termasuk Theodolit, Teleskop dan kamera CMOS.

Ketua PC LFNU Gresik, Muhyidin Hasan mengatakan bahwa para siswa dan siswi SMA Assa’adah yang mengikuti praktik pembelajaran rukyatul hilal sangat antusias. Mereka aktif bertanya dan semangat untuk belajar.

“Kami senang dengan adanya kunjungan ini karena memberikan informasi tentang bagaimana pelaksanaan rukyatul hilal itu… dan yang kedua karena kaderisasi. Kita di Nahdlatul ulama harus punya kaderisasi anak-anak ini nanti paling tidak menggantikan kita-kita yang sudah mulai uzur,” tutur Muhyidin Hasan.

Bukit Condrodipo terkenal sebagai salah satu tempat melihat hilal utama hingga banyak perguruan tinggi nasional yang berkunjung dan praktik hilal di sana, salah satunya UIN Makassar. Tidak hanya itu, Bukit Condrodipo juga pernah dikunjungi dari Lebanon.

“Harapannya saya kepada para siswa agar tetap belajar, terutama ilmu falak, ilmu yang hampir dikatakan langka dengan adanya. Dengan ilmu falak itu kita bisa menghitung. Falak itu kan juga astronomi, jadi jangan sampai kita kalah dengan ilmu-ilmuan luar negeri baik laki-laki maupun perempuan,” kata Muhyidin, menekankan bahwa ilmu falak tidak hanya boleh digeluti oleh kaum laki-laki.

Sementara itu, salah satu pakar Falak Gresik, Inwanuddin menuturkan tips untuk melihat hilal, bahwa memang yang paling penting adalah melakukan hisab atau perhitungan dulu untuk menentukan titik dan fokusnya, terutama waktunya.

“Jam itu perhitungannya harus betul. Ketika perhitungan itu sudah sesuai tapi jamnya tidak sesuai, maka itu tidak bisa,” ungkapnya.

“Harapan bagi kami sebagai praktisi ilmu Falak itu jangan punya pemikiran bahwa ilmu Falak itu sulit. Ilmu Falak itu tidak sulit jika kita punya kemauan untuk belajar,” harapnya.

Artikel Terkait

Leave a Comment